Jumat, 07 Mei 2010

Jaka Nangrub KeMBALI part 1.2

Setelah melewatkan Malam pertama di Bali dengan "4 orang lelaki sekaligus", sekali lagi "4 orang laki - laki sekaligus", maka Jaka Nangrub melakuakn persiapan untuk menjamahi Bali, habis sholat subuh dengan menghadap pada kiblat yang tidak diketahui lagi keabsahannya, kami mandi (tidak bareng2 pastinya) gantian lah, mandinya pake Jacuzi dong, untuk yang tidak tahu jacuzi, jacuzi bukan adek dari YAKUZA, JACUZI itu bak mandi tempat kita bisa berendam, pake air hangat nikmat..., dampak buruk Mandi pake Jacuzi adalah terbuangnya banyak waktu untuk merendam diri dalam bak, air harus terisi penuh baru kita bisa mandi, bisa juga sih pake shower, tapi kapan lagi bisa berendam kayak gini.


setelah mandi, dan menggosok gigi, namun tidak membersihkan tempat tidur karena ada "roomboy" yang bakalan membersihkan, persiapan untuk berangkat menjamah balipun di sempurnakan dengan Dompet berisi uang, pake celana panjang, baju kaos tapi bukan kutang, topi biar tidak tersengat cahaya matahari yang terang, dan kostum berang - berang (nggaklah). 


kami tinggalkan kamar sambil mencoba melihat pemandangan di sekitar hotel pagi hari. kami meninggalkan kamar, dan ternyata kami lupa nyabut kartu dari slotnya lagi sehingga untuk yang kedua kalinya kami harus terkunci di luar, dan harus menelpon receptionist lagi, untungnya hotel ini bintang 5 jadi kelakuan wisatawan macam apapun akan sebisa mungkin diatasi.


di perjalanan menuju bis yang nantinya akan mengajak kami berkeliling, kami bertemu dengan beberapa teman, dan kami pun saling bertanya dan bercerita, terutama kami dengan cerita "Damparatan Bule Tengah Malam", konon katanya ada temen sekelasku yang laki - laki yang sangking getolnya melakukan PDKT sampai tidur ama gebetannya dalam hal ini tidak dalam satu ranjang, karena tentu saja si perempuan bersama dengan 3 temannya sehingga sang lelaki tidur di Sofa.(kebenaran dari cerita ini masih pertanyakan).


tanpa perlu berpanjang lebar aku akan ceritakan momen - momen gobloknya aja ya, momen goblok yang pertama adalah ketika mampir di pasar seni Bali, kalo gak salah Sukowati, di pasar ini nangrub dengan bodohnya membeli celana pantai yang berhias bunga - bunga dengan harga @Rp.30.000, tanpa di tawar. fatalnya lagi aku beli 2, jadi harga yang dibayar untuk celana pantai total 60 ribu rupiah, temen2ku yang tahu menertawakan Jaka Nangrub sejadi jadinya, ada yang bilang "kalo aku yang beli, udah dapat selusin nang!, goblok", dan beberapa makian - makian lain yang aku tidak ingat lagi gimana bunyinya. temenku malah ada yang lebih bejat lagi, dia jalan - jalan cari celana, terus tanya ke penjualnya.

Teman Nangrub :"bu, berapaan celananya?" ,

Penjual celana : (dengan logat Bali) "Tigha Phuluh Rhibbu mas"

terus temanku panggil - panggil temannya.


Teman Nangrub: Woi teman - teman ada Celana 3 ribuan disini!!!!

ada satu barang lagi yang aku beli yaitu papan Catur dengan bidak - bidak yang di ukir dengan unik sehingga tidak lagi menyerupai bidak - bidak catur pada umumnya (papan catur yang sama pernah di beli oleh BONA HAMONANGAN LUBIS,teman baikku selama tinggal di Rantau Prapat,Sumatra Utara), untuk belanja kali ini aku bawa temen, supaya bisa nawar(karena aku gak bisa nawar). seingatku untuk papan catur itu berhasil di beli dengan harga Rp.64.000,- dari harga semula Rp.125.000,- lumayan. siapa yang nemenin?, aku lupa.


Kejadian lainnya adalah ketika berada di Kuta, ntah di sengaja atau tidak di sengaja, Rombongan Bis sepakat untuk menuju Kuta pada Sore Hari, menurut analisa dari teman - teman ku yang lebih paham Bali, ini akibat dari tercelanya sikap para Wisatawan Asing, di Pantai Kuta, yang konon katanya sering mengumbar tubuh mereka di bawah terik matahari untuk mendapatkan kulit yang kehitaman, sehingga para guru sepakat untuk menghindarkan murid- murid SMP yang masih labil dan belum memiliki jatidiri dari melihat pemandangan SUMUR (SUsu di JeMUR) dengan cara datang ke Kuta sore hari.

kalau kamu ke Kuta, ada kendaraan umum yang bernama "Shuttle" , shuttle ini adalah semacam kendaraan umum yang digunakan untuk mengantarkan wisatawan berkeliling di sekitar Kuta,  ntah mengapa saat itu dipilih dua rute yang berbeda ada rombongan yang ke Joger, ada pula yang ke Pantai Kuta, dan karena masih berharap ada Bule yang tercecer di pantai Kuta aku memilih menuju pantai (Tante Bule....I'm Coming).


Shuttle adalah salah satu kendaraan umum, dan seperti yang kita ketahui pelayanan dari kendaraan umum di Indonesia selalu berada di bawah rata - rata, hal yang sama berlaku untuk "Shuttle" juga, dimana supir laknat  dan juga kernet ngepet berusaha mati - matian menjejalkan para wisatawan kedalam Shuttle yang ukurannya gak sesuai dengan jumlah wisatawan yang akan di antarkan, wisatawan yang dimasukkan hanya bisa pasrah menyesali nasib , kalo dari luar mungkin keliatan kayak ikan cupang yang dikalengkan, berjejal - jejalan.

Puas sudah kernet dan supir menjejali klendaraannya, maka Shuttle pun siap berangkat., saat itu sore hari, maka dipastikan aku akan melihat "Sunset" di pantai Kuta (dengan mbak - mbak bule tentunya). namun segera setelah saya menginjakkan kaki di pantai Kuta, semua mimpi cabul itu harus saya benamkan bersama dengan terbenamnya matahari dihorizon lautan. di Kuta sore - sore itu ternyata cuma bisa mandangi matahari yang terbenam sambil nemenin teman yang minum bir, padahal perempuan. terus Hujan lagi. apa - apaan ini.

nah harapannya sih habis dari Pantai Kuta bisa ke Joger beli baju yang aneh2, eh ternyata aku baru tahu kalo matahari terbenam Joger udah gak buka, nasib - nasib.

kembali ke terminal shuttle tanpa hasil apa2, aku malah iri liat temenku yang beli Kapak Tomahawk di Billabong. terus habis itu pulang ke Hotel.

aku juga mau cerita kalo selama di Bali aku kena Diare, nah parahnya selama perjalanan pulang itu aku harus menahan PUP dari Bali ke Surabaya (aku sempat berpikir dapet Guiness Book of Record untuk menahan PUP paling lama, serius), bayangkan itu, kesialanku bertambah dengan raibnya Dompet yang masih berisi banyak uang (mama menjejali dompetku dengan uang sebesar 500 ribu, untuk beli baju kurangi 60 ribu, untuk catur bali kurangi 64 ribu, dan lain - lain sisa uang kira - kira 300 ribu) uang 300 ribu itulah yang aku hilangkan bersama dengan dompet hijau.

begitu sampai di Surabaya, tempat pertama yang ku jamah adalah kamar mandi Sekolah, selesai dari kamar mandi, bingung cari tumpangan, saat itu mama sedang ke luar kota, dan uang sudah tidak ada, jadi nebeng ama temen naik taksi gratis.

liburan berikutnya ke Bali, tidak akan begini lagi, aku harap.