Sabtu, 27 Februari 2010

Humor ala sufi lagi

siapa yang sering berkumpul dengan ku pasti sudah pernah dengar cerita ini.

suatu hari Jaka Nangrub bertemu dengan temannya yang seorang pembalap karung, bukan yang bener pembalap sepeda motor. lalu terjadilah percakapan antara Jaka Nangrub dan pembalap tersebut.

Jaka Nangrub : teman ku, aku ingin bertanya padamu sebagai pembalap sepeda motor, manakah yang kau sukai dari warna - warna lampu lalu lintas?, warna merahkah?, hijaukah?, atau kuning?.

Pembalap : kau memang orang yang aneh Nangrub, tentu saja sebagai pembalap aku suka sekali dengan warna hijau.

Jaka Nangrub : kini aku tahu bahwa kau adalah seorang penipu ulung, kau mau mencoba menipuku ya?

Pemabalap: menipu kau? apa maksudmu?, aku benar - benar suka warna hijau pada lampu lalu lintas!

Jaka Nangrub : kau berbohong lagi!, kau pasti lebih suka warna merah pada lampu lalu lintas temanku!

Pembalap: tidak mungkin teman, itu adalah lampu lalu lintas yang paling aku benci.

Jaka Nangrub: kalau kau suka dengan lampu warna hijau

"kenapa kau selalu berhenti di jalan untuk memandangi lampu merah, dan kemudian selalu pergi meninggal kan jalan ketika lampu lalu lintas berwarna hijau"
sang pembalap akhirnya speechless dan mengendarai motornya untuk menabrakkan diri pada lampu lalu lintas.

Kamis, 18 Februari 2010

humor ala Sufi

seorang teman dari Jaka Nangrub menyapa sang pemikir dan terjadilah percakapan seperti berikut

teman : Nang, aku lihat kau selalu membawa jas hujan kemana -mana, tidakkah itu merepotkan dirimu.

Jaka Nangrub : ah biasa saja, saya ini adalah orang yang sangat paham pepatah "sedia payung sebelum hujan!", maka tidak ada salahnya setiap hari saya membawa jas hujan kemana- mana, apalagi di kala musim hujan seperti ini.

Teman : ah benar juga kau nang.

di lain kesempatan Jaka Nangrub bertemu kembali dengan temannya itu, sang teman melihat sang jaka nangrub tampak kebasahan terguyur hujan, padahal saat itu jaka nangrub membawa jas hujannya, maka terjadilah percakapan sebagai berikut.

Teman : asslamualaikum Nang, ku lihat kau membawa jas hujan, kenapa tak kau pakai jas itu di saat hujan deras seperti ini ?

jaka Nangrub : kau memang bodoh teman ku !, aku kan sudah bilang padamu kalau aku ini sangat paham dengan pepatah "sedia payung sebelum hujan!",kan pepatah itu tidak di lanjutkan dengan pepatah "gunakan payung saat hujan!".

NB: ini benar - benar terjadi pada hidup saya dan bukan karangan semata. terima kasih surya bayu Prayitno yang menginspirasi tulisan ini.

Kamis, 04 Februari 2010

Kain coklat kumal yang tercuci

Kehidupan sehari - hariku tidak bisa di lepaskan dari segala tindak tanduk kebodohan, entah sudah berapa lama kebodohan ini hingap di kehidupanku, tapi yang jelas dia selalu ada di hampir setiap hari - hari ku (bahasamu lo nang nggilani, intine kon goblok nang.)

ospek memang sih rencananya cuma di adakan selama 4 hari, tapi kenyataannya senior dengan senang hati telah meluangkan waktunya untuk ngospek kita selama 1 semester, bahkan kalau di perlukan akan diberi perpanjangan waktu (terdengar teriakan hore dari kejauhan, tapi yang jelas itu bukan kami Mahasiswa baru).

selama satu semester itu yang paling sering di lakukan oleh senior adalah SIDAK singkatan dari "inspekSI uDah mandi gAK", bukan yang bener adalah "inspekSI mendaDAK", untuk melakukan kegiatan macam ini ada resep yang harus dilakukan sang senior, baginilah kurang lebih cara membuat sidak:

  1. siapkan ruang untuk menempatkan target, jika tidak ada kelas bisa di lakukan di ruang dosen, kamar mandi, bahkan rektorat(cari mati nih senior).
  2. siapkan bahan - bahan kesalahan yang akan di limpahkan pada junior.
  3. siapkan 58 mahasiswa baru planologi 07 yang masih cengeng dan masih suka netek sama bapaknya
  4. siapkan senior sedikitnya setengah daru jumlah junior untuk masuk kelas dan memberi suasan teror.
  5. campur jadi satu
  6. sidak siap dilakukan selagi hangat, tambahkan chery diatasnya dan juga daun mint(ini mbuat kue ta cak?)
macam - macam kesalahan - kesalahan akan dilimpahkan senior pada kita, ada macam- macam kesalahan, mulai dari kita yang jarang nyapa, gak pernah mbayari SPP senior, gak pernah ngasih senior parsel (senior ato preman kampung nang?), pokoknya macam - macam lah. nah berhadapan senior pun sang Jaka nangrub tak juga hilang kebodohannya.

bagini kejadiannya.

di suatu sore yang indah ketika sigung keluar dari liang peristirahatannya dan kepiting memotong kertas origami dengan capitnya, terdapatlah 58 mahasiswa baru yang baru saja selesai menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswa yang taat pada tri darma perguruan tinggi (ceileeee!!!, gayamu pake tri darma perguruan tinggi segala nang!!!), datanglah senior yang mulai berbisik - bisik pada komandan tingkat kami.

perasaan mulai gak enak ini, dan benar saja komting kami kemudian berkata seperti ini "teman - teman, setelah kuliah ini, kita jangan pulang dulu ada senior mau masuk"(*musik latar neraka dimainkan*).

muncullah di hadapan kami senior - senior tersebut ada yang tinggi gemuk kayak "reco pentung"(patung yang berposisi setengah jongkok sambil bawa pentungan), ada lagi yang tinggi dan suaranya ngebass kayak bass klasik, dan macam - macam rupa senior yang aku tak dapat lagi mengingatnya. intinya serem dan menakutkan saat itu.

senior mulai bicara tentang aksesori yang harus dipakai selama mengikuti pengkadean yang 1 semester ini, sekedar pemberitahuan setelah topi bola dulu di tolak, kami menggunakan kain berwarna coklat yang di ikatkan pada lengan sebagai aksesori. senior merasa tidak senang dengan juniornya yang masih jarang menggunakan atribut tersebut, dan sialnya aku termasuk di dalam mahasiswa yang tidak pekai atribut hari itu. (mampus kali ini kau nang).

kami dalam keadaan duduk di bangku masing - masing sambil melihat kebawah (padahal gak ada apa -apa), sambil senior memberikan suasana yang tidak nyaman dengan berteriak - teriak menyeletuk - nyeletuk kayak burung gagak puasa senin kamis. tibalah aku yang di tanyai senior,(inilah yang kalian tunggu - tunggu saudara- saudara pembaca).

"mana atributmu?"kata senior, lantas dengan kemampuan bicara yang telah lama ku asah selama SMA aku jawab dengan setengah mikir di tambah intonasi tidak meyakinkan "di....cuci mas!". ku pikir akan selamat sampai di situ ternyata ada satu pertanyaan lagi "ngapain kamu cuci hah, ini pertanyaan bonus kalo kamu bisa jawab gak usah bayar bakso kalo makan rawon di kantin?(kalimat setelah tanda koma tidak pernah di ucapkan senior)".
dan dengan ketidak pastian aku menjawab "Biar.......... tampak indah mas!" (goblok nang , namanya di cuci biar bersih ato biar wangi lah, masa tampak indah??? )sontak terdengar suara ngempet ketawa dari para teman - teman ku begini nih bunyinya "hmpf.....", padahal momen - momen macam itu jika dipakai untuk ketawa niscaya akan menghancurkan suasana sidak saat itu. senior lalu lanjut berkata di iringi dengan teman - temannya yang merasa tersinggung. "ojo main - main kon heh!!!" dalam bahasa indonesia "jangan main -main kau heh!!!". dan lanjut jaka nangrub bersilat lidah "saya gak main - main mas!". dan setelah di isi dengan ceramah dari senior sidak sore itu di tutup.

eh ternyata kejadian ajaib tidak berhenti sampai di situ, waktu aku cek ke rumah dan bertanya pada mama perihal keberadaan kain coklat busuk yang berbentuk segitiga itu, ternyata oleh mama benar - benar telah di cuci, dengan demikian berarti perkataanku tidak bohong adanya, pertanyaannya adalah mungkinkah lidah ku ini ajaib, sehingga yang ku katakan di sore hari jadi nyata adanya, tahu gitu kan aku bilang,"itu mas di Cuci ama Gita Gutawa, biar indah", trus waktu sore nya beneran gita gutawa datang ke rumahku sambil ngucek kain lusuh warna coklat itu dengan papan cucian.

andaikata aku mengingat segalanya sudah kutuangkan semua kebodohan selama pengkaderan di ITS pada kalian, tapi sayangnya tidak!

nantikan kebodohan Jaka nangrub lainnya, kha kha kha kha kha

Selasa, 02 Februari 2010

legenda Helm Keramat

berbicara tentang ospek, maka hal yang pertama kali kita ingat adalah senior, siksaan, dan apapun itu pasti tidak ada kenikmatan duniawi didalamnya.

okeh waktu itu ada konsolidasi (artinya apa ya???) di basecamp bin rumah ku, tugas tugas telah di berikan, bagai tuhan yang memeberikan cobaan pada hambanya.

nah ini salah satu alasan kenapa aku mau rumahku jadi basecamp adalah : saya gak bisa di suruh - suruh untuk beli - beli, masak yang punya rumah gak ada di rumah bener gak?(licik nih orang). aku paling cuma di tanya- tanyain "nang punya ini", "nang punya itu", "nang kamu punya kehormatan gak ,kok dari tadi aku lihat gak kerja - kerja"(pertanyaan terakhir ini tidak pernah terungkap, tapi mungkin pernah terpikir oleh mereka).

dan ntah sungkan atau bagaimana mereka juga jarang sekali untuk menyuruh ku melakukan ini dan itu. menurut analisaku ada 2 alasan mengapa mereka jarang menyuruh ku mengerjakan tugas - tugas senior tersebut.
  1. mereka tahu dari melihat tampangku, bahwa aku adalah orang yang tidak becus untuk melakukan pekerjaan apapun, termasuk hanya untuk sekedar mengganjal pintu agar tidak tertutup karena di terpa angin.
  2. mareka sungkan masa sudah dengan suka rela menyediakan rumah sebagai basecamp masih harus di suruh - suruh. (ketahuilah teman - teman saat itu aku merasa jarang di daya gunakan, ada rasa gek enak kalo gak kerja).

tugas - tugas dari senior tentu anehnya bukan main, untungnya gak ada tugas mengambil kitab suci bersama sun go kong, cu pat kai dan wu cing (efek buruk nonton kera sakti). akupun sudah tidak ingat lagi dengan pasti tugas - tugas itu, yang jelas tugas yang diberikan selalu sulit untuk di kerjakan.

salah satu tugas yang sampai saat ini selalu mengundang tawa bagi kami anak - anak PWK 07 adalah tugas untuk membuat aksesori khas anak PWK 07.

maksud senior di sini adalah baik adanya, mereka takut kalau nanti adek - adek kelasnya ketuker ama adek kelas jurusan lain (sebetulnya mereka selalu mengharapkan kami tertukar dengan maba arsitek yang jauh lebih beradab), iya kalo ketuker ama maba jurusan lain kalo ketuker ama satpam kampus kan repot jadinya.

saat itu kami memutuskan untuk membuat topi, ide awalnya sih topi2 kayak anak SD yang kalo di bahasa Inggriskan menjadi "cap", namun tiba - tiba muncul kempermukaan, seorang hamba Alloh berambut gondrong acak - acakan mirip ama brokoli habis di kukus mengemukakan pendapat yang intinya mengatakan bahwa "kalo mbuat topi macam tu mahal mending kita buat topi bola saja".

penjelasan tentang topi bola adalah sebagai berikut, beli bola plastik 5 ribuan yang dijual di warung - warung, kebetulan waktu itu kita pesen yang mereknya ADIDAS (emang ada bola plastik adidas???), trus bolanya kita belah dua sama besar, sehingga membentuk mangkok bukan topi. trus kita beri bolongan pada bagian sampingnya untuk nantinya di beri tali pengait ide ini terinspirasi dari safety riding yang saat itu juga sedang gencar di galakkan, trus setelah di beri tali, kita beri warna coklat pada topi tersebut (faktanya kami mewarnainya dengan cat pylox warna keemasan). lebih mirip topi perang dunia sebenarnya kalo di bayangkan.

waktu itu senior sempat bertanya apa aksesori yang kalian gunakan "topi mas!, topi pwk" dengan bangga KOMTINGku mengutarakannya, tanpa memberi tahu bahwa topi itu terbuat dari bola plastik yang di beri warna. senior yang saat itu tidak tahu apa - apa menerima saja.

dan kami memuji kecakapan Komting kami tersebut dalam menjawab pertanyaan senior mengenai Aksesori tersebut, semua teman mengelu -elukan komtingku yang anak pesisir tersebut

dan apa yang terjadi besoknya saudara- saudara, topi itu secara paksa di lepaskan dari kepala - kepala kami yang sudah gundul saat itu (tidak untuk wanita dan waria), kata - kata yang mengungkapkan kebodohan sudah keluar semua dari mulut senior. dan sore itu kami bagaikan prajurit yang kalah perang, karena helmnya udah di tawan sama senior.

kami pulang dengan berjalan kaki karena kendaraan di larang untuk di gunakan ke kampus saat itu, kami menempuh kurang lebih 8333 jengkal (1 jengkal = 24 cm (tangan ku), asumsi jarak kampus dan basecamp 2 km=200.000 cm jadi jarak kampus kerumah samadengan 200.000/24 ; 8333,33 jengkal(nganggur gila)), dan selama di perjalanan itu kami mulai menghujat -hujat senior, "itu senior ada yang kayak joker(musuhnya batman) lebar bener mulutnya", ada lagi yang "senior itu kayak Batistuta(batistuta di gunakan untuk memperhalus penyebutan salah satu nama tuhan pada salah satu agama), paling dia tuh udah lama gak lulus - lulus brewoknya udah nyambung sampai bulu kaki". dan sepanjang jalan itu kami manfaatkan sebaik - baiknya untuk menghujat senior karena sampai rumah kami harus mengerjakan tugas lagi untuk keesokan harinya.

ada satu hal yang menurut saya agak tidak masuk akal di sini, sang inisiator dari topi bola,dimana telah membuat kami selangkah lebih bodoh, justru di kemudian hari menjelma menjadi pemimpin kami, ya secara sadar kami memilihnya menjadi KOMTING sampai saat ini.

satu hal lagi, di dalam kegiatan ospek ini ada begitu banyak cerita yang sampai saat ini masih di simpan oleh para saksi mata, dan menunggu untuk di ungkapkan, sehingga di ceritakan berkali - kali pun tetap mngundang tawa untuk para pelakunya.

Senin, 01 Februari 2010

Jaka Nangrub dan Rok (bukan milik)Bidadari

Cerita kali ini akan membahas bagaimana Jaka Nangrub secara sadar membuat keputusan bodoh untuk menyerahkan rumahnya sebagai basecamp mahasiswa baru PWK ITS 2007 untuk mengerjakan Tugas – tugas dari senior selama masa Orientasi Mahasiswa Baru(OMB),serta kebodohan – kebodohan yang menyertai keputusan tersebut berikut kisahnya.

Lega sudah perasaan Jaka Nangrub setelah terdaftar sebagai mahasiswa di ITS, namun bukan berarti Jaka Nangrub bisa berleha - leha sambil menari hula - hula dengan suka ria, satu hal yang menjadi "Mimpi Buruk" setelah menjadi Mahasiswa Baru ITS adalah kegiatan "Pengkaderan bin OSPEK bin Orientasi bin Siksaan Senior" yang wajib ada setiap tahunnya

Sudah bukan rahasia lagi bahwa acara - acara macam ini akan membawa kesengsaraan lebih untuk mahasiswa baru, dan saat itu Jaka Nangrub dan teman – teman mahasiswa barunya yang polos hanya bisa menerima dengan lapang dada segala dera siksa yang menimbulkan tetes air mata. Diambil positifnya aja lah, "Hidup Memang Kejam" dan pengkaderan cuma simulasi dari sekelumit "Kekejaman Dunia".

Pertemuan pertama Jaka Nangrub dan teman – temannya dengan senior adalah ketika mereka mengerjakan TPA (Tes Potensi Akademik), Seniornya wajahnya baik – baik, satu dua orang terlihat cool (baca: Ja'im), sebagian bersenda gurau, dan sebagian lagi dengan serius memperkenalkan diri sekalian TePe – TePe (Baca:Menebar pesona didepan Mahasiswa). 

Para senior menyarankan untuk pembentukan pengurus angkatan yang terdiri dari KOMTING (Komandan Tingkat, kayak Ketua Kelas kalo di sekulah) dan para begundalnya seperti wakil,sekretaris,dan bendahara.

Komting adalah jabatan yang diberikan oleh teman – teman seangkatan kepada seorang mahasiswa untuk mengemban tugas membawa hidup mahasiswa satu angkatan sejurusan menuju kehidupan kampus yang baik, itu sih idealnya, tapi kondisi dilapangan menunjukkan bahwa Komting adalah manusia yang secara sadar dijadikan dan mau menjadi tumbal atau seserahan bagi teman – teman satu angkatan untuk menghadapi senior – senior yang kadang bertingkah buas beringas (makan tuh Jabatan).

Senior bertanya "Siapa yang mau Jadi Kambing eh... Komting maju kedepan!!!", Jaka Nangrub yang paham betul potensi dirinya yang luar biasa tentu saja secara gentle duduk terdiam di kursinya!, jelaslah Potensi besar yang dimiliki Jaka Nangru hanyalah berbuat hal – hal bodoh dan menimbulkan kekacauan besar dengan efek berantai. 

Untung saja Jaka Nangrub saat itu tidak maju, bayangkan jika hal itu terjadi, bayangkan jika Nangrub yang bahkan memimpin diri sendiri saja masih kacau balau diberi tanggung jawab untuk memimpin 57 orang teman satu angkatan, samalah dengan mendudukan seorang buta di kursi supir Bis untuk mengantarkan penumpang Bis selangkah lebih cepat terjun bebas ke jurang - jurang terdekat. 

Saat pemilihan ketua itu tersebutlah 3 orang manusia dengan latar belakang yang berbeda - beda,dari daerah yang berbeda – beda, mereka berkampanye layaknya seorang lurah ingin memimpin negara,tentu saja pemilihan Komting ini berjalan tidak objektif karena para mahasiwa baru saat itu baru bertemu beberapa menit saja, kampanye Cuma lima menit, yang jadi acuan pemilihan paling ya wajah dan omongan yang meyakinkan, itu saja.

Setelah diadakan PEMILKOM (Pemilihan Komting) yang untungnya tidak disertai dengan kerusuhan dan anarkisme, emang Pemilihan Kepala Daerah?, terpilihlah satu anak mahasiswa yang tinggal dipesisir yang bernama "Anggaditya" namun karena jabatan yang melekat padanya maka ia lebih sering dipanggil dengan sebutan "Komting nakal suka mencuri ketimun"(emang kancil?)

si Komting terpilih melakukan pidato kemenangan, dan yang kalah duduk kembali dikursinya semula. Setelah Komting terpilih, berikutnya adalah pemilihan "basecamp"(baca:beskem), basecamp mutlak dibutuhkan setiap angkatan karena akan digunakan sebagai tempat untuk berkoordinasi dengan teman – teman satu angkatan selama Orientasi Mahasiswa Baru guna menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan senior secara berkelompok, jangan harap bisa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan secara Individual, gak mungkin, percayalah. 

Tahu bahwa menjadikan rumah sendiri sebagai basecamp adalah tindakan bunuh diri yang jika dianalogikan sama dengan memasukkan Hyena Afrika kelaparan kedalam rumah, maka Jaka Nangrub yang rumahnya sebenarnya cukup memenuhi syarat sebagai basecamp secara sadar tidak memasukkan rumahnya dalam nominasi "Di manakah Basecamp anak PWK 2007"

Namun seiring dengan berjalannya pembicaraan,dan ternyata rumah yang digadang – gadang bakal jadi basecamp adalah rumah dari Komting sendiri, padahal rumah KOMTING letaknya cukup jauh 

Jaka Nangrub mulai berpikir setelah lama otaknya gak diajak berpikir terdengar suara mesin bajaj menyalak tanda otak Jaka Nangrub sedang dipaksa berpikir (ati - ati hang ya!)

Bulat sudah keputusannya, buah pikiran Jaka Nangrub menghasilkan keputusan yang mungkin bakal ia sesali seumur hidupnya "menjadikan rumah sebagai basecamp" 

Dan untuk mendukung keputusannya ini maka ia teleponlah "Sing Bahoerekso" (baca: yang punya kuasa) atas rumah, siapa lagi kalo bukan Mamanya sendiri.


Jaka Nangrub: halo ,mama boleh gak rumah di jadikan tempat ngumpul temen – temen ma

Mama : boleh, emang berapa temenmu yang mau main kerumah? 

Jaka Nangrub : ehm jangan marah ya ma, 58 anak.

Mama: hah... banyak banget (itu mau main ke rumah apa bedol desa?)

Jaka nangrub : mau gimana lagi ma, soalnya rumah kita memenuhi syarat untuk dijadikan tempat berkumpul ma, boleh nggak ?

Mama: ..... (shock berat).

Jaka Nangrub: Halo, mama gimana ma?, kalo gak boleh aku omongin ke teman – teman nih.

Mama: yaudah, mama harus nyediakan apa nih?

Jaka Nangrub: gak usah nyediain apa – apa ma, ruang dan udara aja cukup kok. 

Mama: bener lo ya.

Jaka Nangrub : iya ma, Cuma 4 hari aja kok

Mama: hah... (tambah shock) 



Setelah diajukan lobi – lobi sampai Si Mama setuju, dan Akhirnya resmi sudah rumah Jaka Nangrub jadi Basecamp PWK ITS 2007.

Malam pertama teman – teman PWK 2007 ngerjain tugas di rumah Jaka Nangrub, 1 asbak Kristal si Mama pecah. Si Mama hanya bisa mengelus dada. "Baru satu malam saja sudah pecah satu kristal, gimana kalo 4 malam, kulkas, TV, perabotan, Suamiku" mungkin itu adalah pikiran yang ada dalam benak si Mama saat itu. 

Menjadikan rumah sebagai basecamp ada dampak positif dan negatifnya 

Dampak positifnya antara lain :
  1. Yang punya rumah pasti dikenal, ya iyalah masak udah numpang dirumah orang tapi gak tahu orangnya yang punya rumah mana? (terus apa untungnya dikenal nang?),
  2. Kalau rumah dijadikan basecamp artinya kita gak takut disuruh – suruh keluar rumah untuk beli – beli barang, masak yang punya rumah ninggalin rumah?, sungkan tamunya!
  3. Mau makan mau minum bisa gratis gak sungkan, rumah sendiri ini suka – suka aja.
Selain punya dampak positif tentu saja ada Dampak Negatif yang menyertai keputusan ini antara lain
  1. Rumah berantakan gak karuan, pasti!, bayangkan saja memasukkan 58 manusia yang baru beranjak dewasa dalam 1 rumah yang besarnya gak seberapa. 
  2. Keributan dan keramaian, 1 suara bisik – bisik tidak terdengar, bayangkan 58 orang berbisik secara bersamaan, kayak suara lebah minta kawin. 
  3. Keleluasaan gerak anggota keluarga lain terganggu, 5 orang manusia dalam satu rumah terasa lenggang dan lega,kentut sembarangan asal gak langsung dimuka orang lain aja gak bakal protes, sekarang 58 orang nyaris 12 kali dari jumlah normal, tiap sudut ruangan sudah ada penghuninya yang ngerjain tugas, ada yang ngobrol – ngobrol, ada yang nyantet senior (wow!!!), mau kentut sembarangan!, ya sungkan lah!, akhirnya masuk lagi jadi sendawa, yek.... 
  4. Banyak barang – barang haram tertingal dirumah.


Faktanya menunjukkan bahwa rumah benar – benar kacau balau setelah di tinggali untuk mengerjakan tugas dalam satu malam, kalau gak percaya tanya aja ama pembantu rumah tangga si Jaka Nangrub yang teriak – teriak histeris dalam hati ketika di suruh si Mama membersihkan rumah.

Setelah 4 hari OMB ternyata banyak barang – barang yang tertinggal di rumah Jaka Nangrub, ada yang ninggalin Shampo MeTal (Merawat Total) di kamar mandi, pensil, bulpen, kertas kececeran (baca: tergeletak tanpa pemilik) dilantai, malah tambah banyak barang si Nangrub, ada juga puntung rokok yang ngambang di kloset rumah pagi hari waktu OMB hari pertama (sampai sekarang gak tahu siapa yang melakukan perbuatan laknat tersebut).untung aja gak sampai ada bangkai salah satu teman korban OSPEK yang tergeletak di rumah (ekstrim cak!)

Barang tertinggal yang paling parah itu mungkin "Rok pendek warna hitam" yang ketinggalan di rumah si Jaka Nangrub, logisnya kalau ada Rok yang tertinggal berarti ada satu perempuan teman Jaka Nangrub yang pulang tanpa menggunakan rok! Hih..... serem..... (ojok ngeres otakmu! gak nggawe rok, tapi nggawe celana lak iso cak! = jangan ngeres otakmu!, gak pake rok tapi pakai celana kan bisa). untung gak Celana Dalem yang ketinggalan.

Si Mama yang tahu keberadaan Rok itu waktu bersih – bersih segera memberikan barang bukti ke pada Jaka Nangrub untuk diserahkan pada pemiliknya, 

Si Mama : Rob, ini roknya siapa to?

Jaka Nangrub : bukan punyanya adek ta ma?

Si Mama : Bukan rob, ini pati punya temenmu

Jaka Nangrub : ya ntar aku kasih tahu temenku

Si Mama : sana bawa ke Kampus aja daripada menyebabkan fitnah

Emang apa yang bisa dilakukan sepotong rok? 

Di bawa ke kampuslah "Rok Pendek Hitam Tak Bertuan" oleh Jaka Nangrub dan selesai kuliah si Jaka Nangrub maju kedepan kelas sambil mengkibarkan "Rok Pendek Warna Hitam Milik Orang Yang Tidak Dikenal" di depan kelas persis kayak kapten Tsubasa waktu jadi juara sepak bola, dan hasilnya tidak ada satupun pria yang mengaku!!!, ya iyalah kalo ngaku berarti ada yang hombreng dong!, akhirnya barang bukti dibawa salah seorang teman Nangrub dari golongan hawa untuk diamankan, mungkin yang punya malu – malu untuk mengaku di hadapan kaum adam. Iyalah masak ninggalken rok dirumah laki – laki wanita macam apa itu?

Basecamp juga bisa mempengaruhi pikiran para tetangga, bagaimana bisa?, ternyata banyaknya Mahasiswa yang nyamperin rumah menyebabkan para tetangga berpikiran kalau si Mama adalah dosen

Nyonya Tetangga : Bu, Ibu itu dosen ya? 

Si Mama : ah enggak kok.

Nyonya Tetangga : la kok rumah ibu sering didatengi mahasiswa?

Si Mama : Itu teman anak saya bu!


Alhamdulillah masih dikira Dosen, untung gak dikira buka praktek PITRAT (Pijat Aurat), karena ngeliat banyak pria yang telanjang dada di depan rumah, padahal telanjang karena kepanasan dan gerah di dalam rumah. 

Demikianlah cerita dari Jaka Nangrub semoga pembaca bisa memetik pelajaran dari kisah ini.


Kisah ini adalah remake dari kisah sebelumnya "Rumahmu adalah Sarang Kami Semua"

Rumah mu adalah sarang kami semua

setelah kita terdaftar di ITS bukan berarti kita akan langsung bisa berleha - leha sambil nari hula - hula dengan suka ria, hal yang menjadi momok ketika kita telah di terima di ITS adalah "pengkaderan bin ospek bin orientasi bin siksaan senior", sudah bukan rahasia lagi bahwa acara - acara macam ini akan membawa kesengsaraan lebih untuk mahasiswa baru, dan saat itu kami mahasiswa baru hanya bisa menerima dengan lapang dada segala dera siksa yang menimbulkan tetes air mata. namanya juga masih baru ya biasa kalo di bodoh - bodohin ama yang lebih tua.

ok intinya saat itu ada pemilihan Komandan Tingkat (KOMTING), seseorangyang nantinya akan membawa jalan hidup mahasiswa satu angkatan dan satu jurusan menuju kehidupan kampus yang baik, dan pada saat ada pemilihan itu, secara gentle dengan di sertai semangat membawa angkatan saya menuju angkatan 2007 yang lebih baik dan berbudi luhur, saya hanya duduk terdiam di bangku saya sambil pasang wajah acuh tak acuh (banyak bacot lu nang!, gak maju aja gentle).

ketidak majuan saya pada pemilihan komting ini tentu saja sangat didukung oleh teman - teman satu angkatan, karena jika saja saya yang menjadi pemimpin mereka niscaya mereka sama saja dengan mendudukan seorang buta di kursi supir untuk mengantarkan mereka lebih cepat ke jurang - jurang terdekat. (selamat untuk Planologi ITS 07).

saat pemilihan ketua itu tersebutlah 3 orang manusia dengan latar belakang yang berbeda - beda, gak usah saya ceritakan gimana milihnya(dari pada buka aib- aib orang).
intinya saat itu terpilihlah 1 manusia yang namanya kemudian terlupakan karena terlalu sering di Panggil dengan sebutan "si Komting anak nakal suka mencuri durian"(kalimat satelah Komting adalah penambahan yang tidak perlu).

dan setelah si komting ini melakukan pidato kemenangan (saya rasanya ini terlalu di dramatisir), ntah bagaimana sauatu saat adalah pemilihan basecamp bin markas bin tempat berkumpul.
walaupun punya rumah yang dekat dengan kampus, secara diam - diam saya tidak menyebutkan rumah saya untuk menjadi kandidat basecamp, bagi saya menjadikan rumah saya basecamp itu sama saja mengundang hyena kelaparan untuk tinggal di rumah.

sampai arah diskusi itu menuju pada suatu rumah yang konon katanya paling pas diantara kandidat - kandidat yang lain, yaitu rumah daripada komting itu sendiri.
asal kalian tahu saja rumah komting itu ternyata cukup jauh hal ini di buktikan dengan salah satu keterangan temen saya yang bernama yoga (Bin)titan, yang secara sadar mendatangi rumah komting.

akhirnya saya mulai berpikir ada rasa cemas dalam diri saya, naik sepeda motor baru bisa, pulang malam bukan kebiasaan saya, setelah mendapat cukup banyak data, ku dapatkan konklusi "bagaimana kalau basecampnya di rumahku, tapi aku tanya sama yang punya rumah dulu ya!!!".
akhirnya telepon mama, dengan menggunakan Henpon yang saat itu telah berjuang bersama saat suka maupun duka(mungkin nanti akan aku ceritakan), kemudian yang terjadi adalah percakapan antara ibu dan anak.

Jaka Nangrub: halo ,mama, ma boleh gak seandainya aku kawin ama anjing tetangga?

Mama : ya gak boleh lah, kamu kan sudah aku jodohin sama babi peliharaan temen mama!!!

Jaka Nangrub : berarti kalo rumah aku jadikan basecamp bole ya? untuk 4 hari aja ma.

Mama: hah, kamu mau mbuat rumah kita jadi kandang babi hah?

Jaka nangrub : bukan kandang babi ma!, basecamp tempat kumpul sementara untuk ospek.

mama: berapa ekor jumlah temanmu?

jaka nangrub : ya sedikitlah sekitar 50 an anak. santai aja ma gak usah nyediain makan kok cuma butuh ruang dan udara mereka ini. ayo lah ma daripada aku pulang malam dari rumah orang terus mama aku suruh jemput - jemput cuma 4 hari ma.

setelah proses lobi yang menyita waktu, tenaga dan pikiran akhirnya mama setuju. dan teman - temanku bersorak sorai girang dapat kandang.

sebetulnya ada maksud tertentu menjadikan rumah ku sebagai basecamp tapi tidak akan ku ceritakan karena jika di baca oleh mereka tentu akan menyebabkan jiwa - jiwa liar yang tertanam dalam diri teman - teman planologi ITS 07 bangkit dan akan mulai memangsa jiwa - jiwa polos tak berdosa seperti aku. (sok polos kon nang!!!)