Sabtu, 15 Januari 2011

Cinta Terlarang Part 2

Sudah lama tidak menulis membuat saya dihantui rasa berdosa yang mendalam (dosa mu memang banyak nang), baiklah karena banyak yang meminta untuk melanjutkan menulis maka dengan mengorbankan persahabatan yang telah terjalin akan saya lanjutkan menulis Cinta Terlarang bagian ke 2, pada postingan sebelumnya Dana sebagai Mahasiswa Jomblo yang dengan biadab telah merebut pacar daripada temannya sendiri, Adi, dan dengan biadab pula mengumbar perasaan cinta yang berlebihan di rumah Jaka Nangrub. Akhirnya Dana mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Nindi secara langsung, bagimanakah kejadiannya?, berikut akan di ceritakan pada Postingan kali ini.


Hari itu sama dengan hari – hari sebelumnya bagi Jaka Nangrub, duduk di depan Laptop sambil mengkhayalkan berbagai hal, baik yang bisa di khayalkan maupun tak patut untuk di khayalkan. Dan seperti hari – hari sebelumnya datanglah Dana dengan sejuta cinta yang siap ditebar ke seluruh sudut kamar Jaka Nangrub, persiapan Mental dan Moral mutlak diperlukan untuk mendengarkan kalimat – kalimat cinta nan puitis dari Dana mengenai hubungan cintanya yang sedikit Virtual, karena pasangan ini belum pernah saling bertemu sebelumnya, kalau menurut Pribahasa "Bagaikan Membeli Kucing Dalam Karung" menurut Jadwal hari itu Dana akan menceritakan Kisah pertemuannya dengan Nindi.(gile udah kayak program TV aja sampe pake jadwal)

Dana Masuk ke kamar Jaka Nangrub, meletakkan semua perkakasnya dan duduk sembil menghadap layar HP, tapi hari ini Wajahnya tampak tidak seceria hari – hari sebelumnya, Jaka Nangrub tidak akan memulai Interview terlebih dahulu, dengan masa bodo dengan keberadaan temannya itu Jaka Nangrub tetep menatap ke arah Laptop dan memainkan aneka Game yang ada di Laptopnya
Pembicaraan kali itu dimulai oleh Dana dengan kalimat "Nang, Kamu tahu Prety Asmara gak?" Wah gila kayaknya si Dana kasihan ama Jaka Nangrub karena gak kunjung mendapatkan pacar dan sepertinya Dana mempunyai Koneksi yang bisa mempertemukan Jaka Nangrub dengan Pretty Asmara. Dan Jaka Nangrub menjawab dengan mantab "Tahu !, Kenapa Emang?"

Dana : ternyata, Nindi itu kayak Prety Asmara Gitu

Jaka Nangrub bingung haruskah berteriak bahagia, pura – pura kaget, pura – pura kasihan, atau "Pura – Pura dalam perahu, Kura – kura tidak tahu" semua bercampur jadi satu yang jelas dalam benak Jaka Nangrub berkata "Mampus lu, apa ku Bilang pasti ada apa – apanya tuh cewek, gak mungkin ada cewek cantik yang tiba – tiba mau ama orang Jadul kayak kamu, itu sama dengan menyalahi hukum alam". Tapi untuk menjaga stabilitas persahabatan yang telah lama ia jalin Jaka Nangrub memutuskan untuk berkata 

Jaka Nangrub : Ah yang bener, masak sih ??? segede itu, matamu udah gak bener kali Dan ?.
Dana : beneran nang, ngapain aku bohong 

Dan mulailah Dana menceritakan kisahnya pada Jaka Nangrub, (cerita berikut mungkin agak sedikit berbeda karena sudah agak lupa) 

Pagi itu Dana dan Nindi sudah janjian untuk bertemu, rencananya mereka akan kencan ke Mall yang ada deket rumah Dana. Kebetulan rumah saudara si Nindi tempat dia singgah sementara selama di Surabaya ada di deket rumahnya Dana, jadi di jemputlah Si Nindi di rumahnya oleh Dana pastinja.
Dengan pakaian rapi jali dan tak lupa minyak wangi rasa stroberi peningkat nafsu birahi Dana berangkat menjemput kekasih hati. Perjalanan dengan Khairsma hitamnya berhenti pada sebuah rumah. dipencetnya bell yang bersarang di dinding pagar . Ding Dong... Ding Dong..., sesekali Dana tampak merapikan rambut hitamnya sembari menunggu kehadiran Nindi di depan pintu, tak berapa lama keluar sesosok wanita ayu nan rupawan lagi seksi berkulit putih bersih, "tak salah lagi, ini pasti Nindi" dalam benak Dana. 

Dana : Permisi benar ini rumah mbak Nindi ? 
Cewek : Benar, mas ini siapa ya ? 
Dana : saya Dana temannya mbak Nindi.
Cewek : Oh.. silahkan masuk mas 

Perasaan kecewa merayapi Dana, karena cewek maha ayu yang membukakan pintu pagar tadi itu bukan Nindi, tapi Dana masih berpikiran positif, "wah kalo gini pasti Nindi gak jauh – jauh dari mbak pembuka pintu inilah mukanya" pikir Dana, mungkin juga Nindi jauh lebih cantik, ayu dan seksi kayak "Alysa Subandono" siapa tahu... 

Dana duduk di sofa yang tergolek tak berdaya di ruang tamu, harap –harap cemas kayak nunggu pengumuman pemenang togel, ini pertama kalinya Dana akan bertemu Nindi setelah selama ini Dana cuma bisa menikmati suaranya lewat Handphone, cukup lama Dana menunggu, mungkin sudah ada 10 menit, Dana berpikir "pasti ia sedang bersolek untuk menampilkan kecantikannya yang paling maksimal di hadapanku untuk yang pertama kalinya". Pada menit ke 15 akhirnya sesosok wanita menampakkan wujudnya, tapi siapa yang hadir dihadapan Dana saat itu, oh ternyata tantenya si Nindi. "Gile nih tante gede bener, kalo ada supir Traktor liat makhluk begini pasti dia udah naik ke atas tuh Tante – Tante dan injek Gas untuk langsung bekerja menggeruk kekayaan tanah Papua. Bodi tante – tante itu gemuk besar kalo diumpamakan Artis kayak "Prety Asmara" lah, kalo di perhatikan dari wajahnya sih kayaknya dia butuh kasih sayang seorang pria, umur sekitar 25 ke atas lah, "huh tapi pria mana yang mau ama tante – tante gembrot kayak gitu" pikir Dana sambil tertawa dalam hati.

Tapi tawa dalam hati Dana segera berubah tatkala dia memperkenalkan dirinya "Halo Dana, ini Aku Nindi", Suara itu... benar ini suara yang selama ini Dana dengarkan di telepon, suara seksi dan terdengar serak – serak basah itu, sesaat Dana Shock, hampir saja tubuh kecengnya menghujam tanah pingsan tak sadarkan diri, untungnya efek minum Extra Joss pada malam sebelumnya masih tersisa. Tubuh Dana tetap tegar berdiri namun hatinya sudah ambruk rata dengan tanah 

Nindi : Kenapa Dan ?, kok diem aja ?, ada apa kamu sakit ?

Semakin dia bicara semakin hati hancur hati Dana di buatnya, "mimpi apa aku semalam" pikir Dana. Tapi dalam keadaan bagaimanapun dana terus berpikir positif, ia anggap ini pasti permainan Nindi untuk mengetahui apakah Dana mengejar "cinta" atau mengejar "kecantikan fisik duniawi semata", jadi Dana memutuskan untuk mengikuti permainan ini , ia anggap wanita yang saat ini berdiri didepannya adalah ujian untuk mencapai kebahagiaan diujung sana(ntah dimana ujungnya ???). 

"Nindi" mencoba menghilangkan suasana canggung yang terjadi dengan memberikan sebuah kado pada Dana, sebuah jam tangan bin arloji mahal nan berkelas, nggak tahu itu kelas 5 SD atau udah SMA (lah kok ???). 
Ya habis dia kasih jam tangan itu langsung Nindi menyuruh Dana untuk segera make itu jam, tentu dia ingin tahu barang pemberiannya itu pas atau tidak di tangan "kekasih"nya. Dan sesuai rencana awal, Dana dan Nindi (terpaksa) berangkat ke Mall terdekat. Perasaan ragu merayapi diri Dana tatkala ia melihat tunggangan setianya, sepeda motor Honda Kharisma hitam. "Sanggupkah Tungganganku menahan beban kami berdua ???" teriak Dana dalam hati, kendaraan yang selama ini hanya terlatih menahan bobot Dana yang tidak sampai 50 Kg ini apa bisa menahan beban tambahan berupa "daging olahan" berbobot sampai dengan 1 kwintal yang bermerk "Nindi" ini ?. 

Namun di tengah kebuntuan itu tiba – tiba Nindi berkata "Dan, gimana kalo kita Naik Taxi aja", kayaknya sih si Nindi bisa memahami "bahasa Motor", mungkin motor Kharisma itu memberi isyarat dan mengiba pada Nindi agar tidak di tunggangi, Nindi berhasil merespon pesan tersebut, namun entah ada angin bodoh dari mana yang berhembus menembus kepala Dana, dan dana berkata. 
Dana : "Nggak usah lah, pake motorku aja deket ini aja kok" 
Nindi : Yakin gak apa – apa dan, aku ini berat lho . 
Dalam hati dana berkata "Suku Asmat pedalaman juga tahu kalau ada orang seukuran kamu ya pasti berat lah, gak bisa di tawar lagi".

Ya entah si Dana itu memang ingin menghancurkan motornya atau memang ia ingin tampil gentle di depan "Nindi" dia tetap memutuskan untuk membawa Nindi dengan tunggangannya.
Bagi motor Kharisma hitam itu perjalanan jauh sudah jadi kebiasaanyya sehari - hari, namun untuk menanggung beban berat yang agak tidak "Motorsiawi" ini bagaikan eksekusi mati baginya, namun entah itu kesetiaan atau ketidak berdayaan dari sebuah motor akhirnya mau tak mau ia harus menanggung Nindi di atas Jok nya

Dana naik ke atas motornya dan mulai menyalakan mesin, dan Dana mulai berdoa, biasanya doa yang ia lafadzkan pendek karena hanya memuat Doa "Melakukan Perjalanan" saja, namun kali ini selain Doa "Melakukan Perjalanan" di bacakan pula surat Yasin (sudah kayak mau mampus aja tuh motor), dengan sedikit ragu – ragu Nindi mulai naik, motor yang biasanya tampil gagah dan kokoh itu pun sekarang tampak seperti motor yang di modofikasi jadi ceper, Dana mulai memutar gas sambil tak hentinya mengagungkan nama tuhan berharap perjalanan kali ini tidak memakan korban. Perjalanan cukup lancar pada beberapa puluh meter pertama, walaupun gesekan "Polisi Tidur" semakin terasa. Belum sampai pada gapura gang rumah tunggangan Dana sudah mulai terasa aneh, ada apa gerangan ???, ternyata Ban belakang mengalami kebocoran dan terpaksa perjalanan tidak bisa di lanjutkan. Maka si Kharisma hitam di "istirahatkan" dulu di rumah Nindi dan Taksi di datangkan. "Show must go on !!!" 

Perjalanan taksi mereka akhirnya berhenti pada sebuah mall, tarif taksi dibayar dan meluncurlah mereka masuk ke dalam Mall tempat muda – mudi memadu kasih, mengumbar cinta dan kasih sayang, dan untuk pasangan Dana dan Nindi istilah yang tepat adalah "memadu kasih, mengumbar bencana dan petaka". Selama hang out (gantung luar) di Mall Nindi banyak menceritakan kisah hidupnya, kalau ternyata dia sudah pernah menikah namun bercerai, katanya dulu dia Seksi karena stress jadi gemuk deh.

Tak tampak seperti muda – mudi lain yang tampak mengumbar kemesraan di Mall tersebut, Dana justru tampak tidak sehat dan tidak terlalu bahagia dengan kondisinya saat ini, sesekali ia melihat Nindi dan berharap ini semua cuma mimpi belaka. Sesekali ia menguatkan diri menggoda Nindi dengan berkata "Topengmu lepas dong", maksudnya "tunjukkan wujudmu yang sebenarnya dong", ia pikir saat ini ia terjebak dalam Dongeng Jaka Kendil, mungkin. tapi itulah kenyataan yang harus di terima Dana berpacaran selama beberapa minggu dengan sebuah gumpalan Daging. Tapi Nindi dengan sabar berkata "ya ini aku, kenapa kamu gak suka ya ?", dan Dana tidak akan mempertaruhkan nyawanya dengan mengatakan "ya Aku gak suka !!!, kenapa emangnya ?". 

Perjalanan di Mall itu di awali dengan makan – makan disalah satu restoran siap saji, kalau di lihat pesanan yang dibawa sama sekali tidak menggambarkan makanan yang bisa di habiskan oleh dua manusia normal. Setelah menyelesaikan sesi makan – makan, perjalanan di lanjutkan ke Bioskop, tempat favorit muda – mudi, suasananya selalu cocok, tidak peduli apa filmnya, bioskop selalu gelap, dingin dan intim bagi sebagian anak muda. namun yang mereka tonton kali ini mungkin mungkin bisa menghangatkan suhu ruangan bioskop yang dingin, karena Film ini walaupun bergenre horor tapi juga bernuansa "panas", mungkin karena settingnya diambil pada sebuah Pulau di sekitar Khatulistiwa, ya mereka menonton film "Pulau Hantu 2". 

Selama menonton Dana tidak bisa menikmati adegan yang ada karena para wanita berpakaian seksi yang ada dalam film akan segera tergerus dengan bayang – bayang tubuh Nindi yang menjejali kursi empuk Bioskop dengan daging dan lemaknya. 

Akhirnya Film Hantu itu berakhir, jangan kalian tanyakan pada Dana bagaimana kisah pada Film tersebut, ia tidak bisa menjawab, pikirannya kosong, tidak konsentrasi..., ternyata menonton Film bagi sebagian orang bisa menjadi pekerjaan yang membutuhkan kalori termasuk Nindi, Ayam goreng, burger dan sebagainya telah di gerus habis dalam perut buncitnya, sekarang cacing – cacing dalam perutnya mulai bernyanyi merdu mengharapkan ada makanan lagi yang masuk untuk mampir sebentar ke perutnya. 

Mereka berdua ke restoran siap saji lagi, namun kali ini mereka hanya memesan kentang dan segelas Milkshake satu gelas saja untuk berdua, biar mesra katanya. Dan kenyataan pahit harus di terima Dana bahwa Milkshake yang mereka pesan hampir semuanya terhisap dalam mulut Nindi dan hanya menyisakan buih – buih putih untuk diminum oleh Dana. Dan kencan mereka hari itu sudah hampir sampai pada akhirnya, karena hari sudah malam. 

Mereka berdua pulang, naik taxi lagi tentunya, sampailah mereka di rumah Nindi, Dana melancarkan usaha terakhirnya sambil berharap "Test" ini segera berakhir dan Nindi menampakkan "wujud Bidadari" di hadapannya.
Dana : okeh sekarang tunjukin wajah aslimu dan buka topengmu !!!
Nindi : ya ini aku Nindi, orang yang kamu telepon selama ini (kali ini nadanya agak kesal, karena ia merasa tidak di harapkan) 

Nindi akhirnya berhasil di pulangkan juga, bagi Dana misi memulangkan Nindi ini seperti misi melepaskan Kuda Nil ke habitat aslinya, perasaannya senang bukan karena kencan kali ini berhasil, tapi karena kencan ini cepat berakhir. Kharisma Hitam yang bocor bannya ia bawa ke "Tukang Tambal Ban" terdekat, ternyata kerusakan yang di timbulkan oleh Nindi cukup parah juga. Berat tubuh Nindi ternyata berhasil menyayat habis kedua "ban dalam" kharisma hingga tak bisa di gunakan lagi. Dan malam itu selain di lalui berdua dengan Nindi, Dana juga harus melalui malam itu bersama tukang tambal ban yang harus mengganti ke dua ban dalam Kharisma Hitam dengan ban yang baru. Nasib mu apes bener sih Dan ???. tapi Dana cukup senang karena ia tidak merasa bodoh sendiri, ada Adi yang juga merasakan hal yang sama, menurutnya... 

Okeh cerita di atas adalah versi dari Dana, bagaimana dengan versi Adi, apakah benar selama ini Adi juag tertipu sama seperti yang di alami oleh Dana ?, ternyata tidak saudara – saudara, ternyata benar apa yang di kira oleh Dana, wanita yang membukakan pintu Dana pertama kali itulah Nindi yang sebenarnya, sedangkan buntalan daging yang menyayat Ban dan juga Dompet dari Dana sebenarnya adalah Kakak tiri dari Nindi, menurut penuturan Adi pada Jaka Nangrub, Nindi sebenarnya ingin bertemu dengan Adi, namun apa yang dikatakan oleh anak muda sebagai Hilang Feeling (ilfill) merayapi Nindi tatkala melihat "wajah masa lampau" milik Dana, dan ia suruh kakaknya yang kebetulan punya suara yang agak serupa untuk menggantikan dirinya, dan Nindi menganggap perbuatannya ini adalah perbuatan yang benar. Karena menyadarkan Dana untuk tidak "menikam teman dari belakang". 

Note : berdasarkan cerita yang di tuturkan oleh Nindi pada Adi, Dana mendapatkan kecupan di bibir oleh Nindi (rasanya mungkin gak jauh beda ama Fuso atau Dutro).

sampai saat ini Dana tidak memiliki kekasih lagi, mungkin masih trauma. sedangkan kisah cinta Adi dan Nindi pun akhirnya harus kandas, jangan tanya saya, liat sendiri aja di Infotaiment.   

Okeh sekian dulu cerita dari saya semoga bisa menjadi hiburan bagi yang membutuhkan, sampai jumpa...  


8 komentar:

  1. tuh bukn nma sbnarnx tp ap crita sbenarnx..
    melihat dr ciri2 si Dana,,kaya'nx..
    *****,,tul gk??

    ehe..

    BalasHapus
  2. @ Tantie dan Putra : kalian tertawa saya ikut bahagia

    @ artha : kamu gak memberi clue apapun, kasih satu dua huruf napa

    BalasHapus
  3. P****
    mtor kharisma 125..
    tp q lpa plat nmernx..wakakakak..
    tul gk??
    mantap..

    BalasHapus
  4. hahaha silahkan di intepretasikan sendiri art, semoga jawabanmu benar. *pura - pura gak setuju*

    BalasHapus
  5. hahahaha.. yahud nang critanya.. wkwkwk

    BalasHapus
  6. ada yah bgtu..untung cerita cinta ku ga gitu2 banget..hahhaa
    just visit my blog
    http://uchayuhm.blogspot.com/

    BalasHapus

di isi ya! jangan nyontek, selesai gak selesai harus di kumpulkan!