Selasa, 20 April 2010

Jaka Nangrub KeMBALI part 1

teman - teman pembaca yang budiman (yang gak budiman dilarang baca!), tulisan ini akan menceritakan pengalaman saya ketika berwisata ke pulau dewata,Bali.mari kita simak dongengnya.

asal kalian tahu saja jaka nangrub adalah makhluk yang lahir di pulau dewata, besar di sumatra utara, dan berorang tua asli Surabaya (anak seribu pulau hah?), namun saat dilahirkan nangrub masih terlalu kecil untuk memahami lingkungan Bali, kalau tidak salah cuma sampai umur 2 tahun nangrub tinggal di Bali,sehingga tidak ada satupun kenangan di bali yang dapat ia ingat, pertama kalinya nangrub menginjakkan kaki di bali setelah di lahirkan adalah ketika liburan kelas 3 SMP(kalau gak ada liburan macam ini niscaya nangrub tak pernah kembali lagi ke Bali).

Seluruh anak kelas 3 SMP Negeri 1 Surabaya boyongan ke Bali, maka tampaklah kelakuan sebenarnya dari para pelajar yang baru memulai memutuskan jatidiri tersebut, ada yang biasanya alim selama sekolah tampil ugal - ugalan dengan dandanan yang mencoba mencuri perhatian,yang biasanya bejat makin bejat kelakuannya bahkan para muslimah yang biasanya berjilbab memutuskan untuk menggunakan bikini selama perjalanan (yang ini bohong, cuma lepas kerudung kok).kesepakatan dalam menentukan kamar hotel adalah setiap siswa akan di temani dengan 3 siswa lainnya, sehingga 1 kamar hotel akan di huni oleh 4 orang manusia. teman sekamarku saat itu adalah Zulmi, Bram, dan Landra. 

Sebelum berangkat tentu saja Nangrub memulai segalanya dengan persiapan,koper dan segala macam perlengkapannya (alat sholat, alat mandi,baju ganti, pelampung), waktu itu aku bawa celana renang yang dipakai selama dalam perjalanan, sekedar cerita ya, dulu mama menyarankan aku untuk ikut les Renang di KONI setiap beberapa kali seminggu setiap habis sholat maghrib (bayangkan dinginnya malam - malam selulup di kolam renang),yang pertama kali terbujuk untuk ikut les renang adalah adekku, aku sih pertamanya gak mau, dengan alasan malu udah besar, sedangkan teman seperguruan renangku itu anak2 TK dan SD, coba kalo temen seperguruan renangku itu anak2 SMA wah langsung nyebur aku (otak Kotor).

pikiranku berubah ketika akhirnya aku tahu kalau ntar waktu kelas 3 SMP bakal ada liburan ke Bali (kalo gak salah saat itu aku kelas 2 SMP), ini artinya akan ada kegiatan menyeberang dengan kapal Ferry dalam perjalanan, nah disini aku mulai mikir kalo misalnya ntar kapalnya tenggelam terus aku gak bisa renang pasti langsung kelelep, nah motivasinya ikut renang adalah agar ntar waktu liburan ke Bali dan nyeberang dengan kapal ferry dan kapal ferry nya tenggelam, aku bisa menyelamatkan diri, kalian mungkin tidak percaya dengan motivasi ini tapi ini nyata adanya (visioner banget kamu nang!).

lanjut, waktu itu seluruh murid yang akan berangkat berlibur diantar oleh orang tuanya masing - masing, waktu itu orang tua mulai sedikit khawatir akibat ada kecelakaan yang menewaskan satu bis penuh dengan siswa di derah Payton. bis berjajar di sepanjang jalan Pacar (jalan tempat sekolahku berdiri), nah akhirnya kami masuk ke dalam bis setelah menunggu sekian lama, terus aku lihat sesuatu apakah itu?, aku baru tahu kalau BIS ada Pramugarinya(biasanya paling keras kernet), walaupun agak tua sekitar 30 tahunnan namun terlihat manis dengan baju seragam berewarna biru kehitaman rambut pendek terurai, wah mewah banget nih BIS, waktu bis mau berangkat ternyata si Pramugari malah turun, lo kok malah di tinggal, ternyata aku baru tahu kalau itu ternyata ibu dari salah satu temenku (ealah... tiwas tak pikir pramugari).

berangkatlah si Bus dengan diiringi oleh mobil polisi dan sepeda motor polisi (lupa aku istilahnya, pokoknya yang kayak orang penting gitu di kawal ama polisi). anak - naka SMP yang hendak berlibur ke Bali ini telah tumbuh menjadi manusia - manusia dewasa terbukti dengan gencarnya PDKT yang dilakukan selama dalam perjalanan, caranya dengan menduduki kursi yang sama dengan tergetnya masing - masing, tentu saja mereka berharap bisa menjadi sepasang kekasih nantinya setelah liburan di Bali berakhir (jadian di Bali!, so sweet...!), bahkan guru waliku duduk di sebelah supir (tapi sopir bis bukan gebetannya, tapi memang tempat duduknya di situ). bagaimana dengan nangrub?, ia tidak melakukan hal - hal semacam itu (PDKT di dalam bis wisata), ia hanya membangun rencana gimana ntar kalo kapal ferrynya bener- bener tenggelam, kira- kira dia akan menyelamatkan temen perempuannya yang mana?, dengan harapan menjadi hero lalu si wanita yang tak berdosa itu  akan menyerahkan segalanya untuk diriku (tanduk iblis muncul di atas kepala Nangrub).

seperti wisata - wisata pada umumnya selama di dalam bis kami menyanyikan lagu - lagu yang menyiratkan kebahagiaan seperti Indonesia raya, padamu negeri, hymne guru (bohong kok, yang jelas aku lupa). akhirnya sampai juga di pelabuhan ketapang, ini pelabuhan tempat kapal ferry bersandar untuk kemudian mengantarkan wisatawan dari pulau jawa ke pulau dewata. Ferry pun menyeberangkan kami beserta dengan bis wisata, sambil berharap kapal ferry yang di tumpangi tenggelam (beneran lo ini!) nangrub menikmati udara di atas kapal.

ku pikir dari pelabuhan Gilimanuk itu sudah deket dengan pusat kota bali ternyata jauh benget, melewati hutan belantara rumah - rumah,sampai pada akhirnya kami sampai di hotel, keren banget hotelnya, namanya "Grand Sanur Beach" (kalo di artikan bukan "pelacur besar dari Sanur"), kamar kami berupa cottege (bangunan rumah tersendiri, terdiri dari bangunan dengan 2 kamar), kamarnya canggih lagi, kuncinya pake kartu, tinggal di tancep di lubangnya trus masuk deh, waktu nyampe hotel tuh bali udah gelap banget padahal masih maghrib masuklah kami ke kamar hotel, setelah memeriksa kondisi kamar hotel sambil mengagumi furnitur di dalamnya kami memutuskan untuk Sholat  Maghrib, eh dasarnya bukan hotel muslim, tidak ada tanda kiblat di kamar hotel itu, mau ke Lobby hotel untuk tanya kiblat jauh banget, akhirnya aku punya ide cemerlang untuk menentukan kiblat

arab (tempat ka'bah berada) itu di baratnya Indonesia, "nah sekarang kita cari barat dengan berpedoman pada condongnya bulan"kata nangrub, sehingga kami sholat menghadap ke arah bulan dengan harapan sholat kami menghadap ke arah ka'bah di mekah (semua percaya aja ama aku, padahal ya gak tahu bener apa salah, yang penting sholat).

Selesai sholat semua kami meninggalkan kamar untuk menikmati lingkungan hotel sambil menghirup udara Bali di malam hari, selesai itu kami kembali ke kamar namun apa yang terjadi? ternyata pintunya kekunci dari luar  saudara - saudara, kenapa bisa begitu? ternyata ini mekanisme dari kunci di Hotel tersebut, kuncinya kan setelah dipakai untuk membuka pintu digunakan untuk menyalakan listrik(dengan memasukkan pada slot di dekat pintu kamar), nah saat kami keluar kamar, kartu kami tetap tertancap pada slot, dan saat kami keluar  kemudian pintu tertutup dia otomatis mengunci kamar. argh.... masa malam pertama di Bali tidur di luar kamar?, kami berpikir cepat untuk segera masuk kedalam kamar, jadi kami hampiri salah satu kamar teman kami pinjam telepon dan merengek pada receptionist untuk membukakan pintu kamar kami.

akhirnya setelah menunggu sekian lama di depan kamar kami datanglah pegawai hotel yang kemudian membukakan pintu dengan kunci cadangan, dalam pikiran si pegawai hotel pasti udah menghina kami anak - anak surabaya yang udik, anak - anak udik yang hampir melewatkan malam di Bali dengan menggelandang di dalam Hotel.

kamar terbuka maka kami pun masuk kamar dengan sukacita, sambil berjanji untuk tidak mengulangi kebodohan ini lagi.

karena belum terlalu malam kami memutuskan untuk melewati malam dengan bermain kartu remi, kami berempat bermain dengan riang gembira sambil melepaskan segala canda tawa, sampai akhirnya pintu kami di gedor dari luar, siapa yang malam - malam gini nyambangi kamar orang lain?, mungkin ada juga teman kami  yang lain yang bernasib sama seperti kami (kekunci dari luar) dan mereka juga bermaksud meminjam telepon kamar kami, atau mungkin aja itu "Leak" yang memangsa jiwa - jiwa muda (lebay!, makan jiwa mu tambah goblok Leaknya), dengan rasa takut kami buka kamar kami, ternyata yang berdiri di depan kamar kami adalah makhluk berkulit putih yang dalam kamus mistik biasa di sebut "Bule" , ternyata ada juga Bule yang Bego kekunci dari luar, tapi bukan itu, ternyata si Bule merasa terganggu dengan sepak terjang kami selama bermain kartu yang ketawa - tawa kayak banci Taman Lawang dapet perjaka muda.

yang kemudian terjadi adalah dialog antara kami dengan Om Bule (dialog si bule di terjemahkan ke bahasa jawa, karena bingung dan lupa bahasa Inggrisnya gimana)

Bule: "kon ngerti gak aku atene turu iki, cangkem soakmu iku nggarai aku gak iso turu."

Jaka Nangrub dkk : "yes sir!"

Bule: "menengo titik opo'o, kon ngerti, kalo gak karena awakku lan konco -koncoku sing liburan nang Bali iki negoromu iki gak bakalan nduwe devisa gawe mbayar utang negoromu sing akeh kui" 

Jaka Nangrub  dkk: "yes sir!"

Bule: "tulung yo, ojok sampe cangkem soakmu iku ngrameni kamarku maneh, tak laporno karo negoroku ben negoromu di ke'i travel Warning kejet - kejet kon kabeh!"

Jaka Nangrub dkk: "yes sir!"      

Bule: "wis yo meneng, wis malem aku ate lanjut turu karo bojoku, kon nonton tip wae, tapi yo ojok banter - banter pisan."

Jaka Nangrub dkk: Yes sir!

kurang lebih begitulah dialog yang terjadi, intinya kami dimarahi karena telah ramai dan mengganggu tidur si Bule

si bule pun kembali kepelukan sang Istri,untuk melanjutkan apa yang ingin mereka lanjutkan (opo sih?), akhirnya karena ketakutan yang amat sangat kami tidur sambil mencoba nonton TV seperti yang di saranin ama Om Bule sampai akhirnya kami pun terlelap.

apa yang terjadi di hari selanjutnya, lanjut kapan - kapan ya, biar seru




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

di isi ya! jangan nyontek, selesai gak selesai harus di kumpulkan!