Selasa, 02 Februari 2010

legenda Helm Keramat

berbicara tentang ospek, maka hal yang pertama kali kita ingat adalah senior, siksaan, dan apapun itu pasti tidak ada kenikmatan duniawi didalamnya.

okeh waktu itu ada konsolidasi (artinya apa ya???) di basecamp bin rumah ku, tugas tugas telah di berikan, bagai tuhan yang memeberikan cobaan pada hambanya.

nah ini salah satu alasan kenapa aku mau rumahku jadi basecamp adalah : saya gak bisa di suruh - suruh untuk beli - beli, masak yang punya rumah gak ada di rumah bener gak?(licik nih orang). aku paling cuma di tanya- tanyain "nang punya ini", "nang punya itu", "nang kamu punya kehormatan gak ,kok dari tadi aku lihat gak kerja - kerja"(pertanyaan terakhir ini tidak pernah terungkap, tapi mungkin pernah terpikir oleh mereka).

dan ntah sungkan atau bagaimana mereka juga jarang sekali untuk menyuruh ku melakukan ini dan itu. menurut analisaku ada 2 alasan mengapa mereka jarang menyuruh ku mengerjakan tugas - tugas senior tersebut.
  1. mereka tahu dari melihat tampangku, bahwa aku adalah orang yang tidak becus untuk melakukan pekerjaan apapun, termasuk hanya untuk sekedar mengganjal pintu agar tidak tertutup karena di terpa angin.
  2. mareka sungkan masa sudah dengan suka rela menyediakan rumah sebagai basecamp masih harus di suruh - suruh. (ketahuilah teman - teman saat itu aku merasa jarang di daya gunakan, ada rasa gek enak kalo gak kerja).

tugas - tugas dari senior tentu anehnya bukan main, untungnya gak ada tugas mengambil kitab suci bersama sun go kong, cu pat kai dan wu cing (efek buruk nonton kera sakti). akupun sudah tidak ingat lagi dengan pasti tugas - tugas itu, yang jelas tugas yang diberikan selalu sulit untuk di kerjakan.

salah satu tugas yang sampai saat ini selalu mengundang tawa bagi kami anak - anak PWK 07 adalah tugas untuk membuat aksesori khas anak PWK 07.

maksud senior di sini adalah baik adanya, mereka takut kalau nanti adek - adek kelasnya ketuker ama adek kelas jurusan lain (sebetulnya mereka selalu mengharapkan kami tertukar dengan maba arsitek yang jauh lebih beradab), iya kalo ketuker ama maba jurusan lain kalo ketuker ama satpam kampus kan repot jadinya.

saat itu kami memutuskan untuk membuat topi, ide awalnya sih topi2 kayak anak SD yang kalo di bahasa Inggriskan menjadi "cap", namun tiba - tiba muncul kempermukaan, seorang hamba Alloh berambut gondrong acak - acakan mirip ama brokoli habis di kukus mengemukakan pendapat yang intinya mengatakan bahwa "kalo mbuat topi macam tu mahal mending kita buat topi bola saja".

penjelasan tentang topi bola adalah sebagai berikut, beli bola plastik 5 ribuan yang dijual di warung - warung, kebetulan waktu itu kita pesen yang mereknya ADIDAS (emang ada bola plastik adidas???), trus bolanya kita belah dua sama besar, sehingga membentuk mangkok bukan topi. trus kita beri bolongan pada bagian sampingnya untuk nantinya di beri tali pengait ide ini terinspirasi dari safety riding yang saat itu juga sedang gencar di galakkan, trus setelah di beri tali, kita beri warna coklat pada topi tersebut (faktanya kami mewarnainya dengan cat pylox warna keemasan). lebih mirip topi perang dunia sebenarnya kalo di bayangkan.

waktu itu senior sempat bertanya apa aksesori yang kalian gunakan "topi mas!, topi pwk" dengan bangga KOMTINGku mengutarakannya, tanpa memberi tahu bahwa topi itu terbuat dari bola plastik yang di beri warna. senior yang saat itu tidak tahu apa - apa menerima saja.

dan kami memuji kecakapan Komting kami tersebut dalam menjawab pertanyaan senior mengenai Aksesori tersebut, semua teman mengelu -elukan komtingku yang anak pesisir tersebut

dan apa yang terjadi besoknya saudara- saudara, topi itu secara paksa di lepaskan dari kepala - kepala kami yang sudah gundul saat itu (tidak untuk wanita dan waria), kata - kata yang mengungkapkan kebodohan sudah keluar semua dari mulut senior. dan sore itu kami bagaikan prajurit yang kalah perang, karena helmnya udah di tawan sama senior.

kami pulang dengan berjalan kaki karena kendaraan di larang untuk di gunakan ke kampus saat itu, kami menempuh kurang lebih 8333 jengkal (1 jengkal = 24 cm (tangan ku), asumsi jarak kampus dan basecamp 2 km=200.000 cm jadi jarak kampus kerumah samadengan 200.000/24 ; 8333,33 jengkal(nganggur gila)), dan selama di perjalanan itu kami mulai menghujat -hujat senior, "itu senior ada yang kayak joker(musuhnya batman) lebar bener mulutnya", ada lagi yang "senior itu kayak Batistuta(batistuta di gunakan untuk memperhalus penyebutan salah satu nama tuhan pada salah satu agama), paling dia tuh udah lama gak lulus - lulus brewoknya udah nyambung sampai bulu kaki". dan sepanjang jalan itu kami manfaatkan sebaik - baiknya untuk menghujat senior karena sampai rumah kami harus mengerjakan tugas lagi untuk keesokan harinya.

ada satu hal yang menurut saya agak tidak masuk akal di sini, sang inisiator dari topi bola,dimana telah membuat kami selangkah lebih bodoh, justru di kemudian hari menjelma menjadi pemimpin kami, ya secara sadar kami memilihnya menjadi KOMTING sampai saat ini.

satu hal lagi, di dalam kegiatan ospek ini ada begitu banyak cerita yang sampai saat ini masih di simpan oleh para saksi mata, dan menunggu untuk di ungkapkan, sehingga di ceritakan berkali - kali pun tetap mngundang tawa untuk para pelakunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

di isi ya! jangan nyontek, selesai gak selesai harus di kumpulkan!