Senin, 01 Februari 2010

Jaka Nangrub dan Rok (bukan milik)Bidadari

Cerita kali ini akan membahas bagaimana Jaka Nangrub secara sadar membuat keputusan bodoh untuk menyerahkan rumahnya sebagai basecamp mahasiswa baru PWK ITS 2007 untuk mengerjakan Tugas – tugas dari senior selama masa Orientasi Mahasiswa Baru(OMB),serta kebodohan – kebodohan yang menyertai keputusan tersebut berikut kisahnya.

Lega sudah perasaan Jaka Nangrub setelah terdaftar sebagai mahasiswa di ITS, namun bukan berarti Jaka Nangrub bisa berleha - leha sambil menari hula - hula dengan suka ria, satu hal yang menjadi "Mimpi Buruk" setelah menjadi Mahasiswa Baru ITS adalah kegiatan "Pengkaderan bin OSPEK bin Orientasi bin Siksaan Senior" yang wajib ada setiap tahunnya

Sudah bukan rahasia lagi bahwa acara - acara macam ini akan membawa kesengsaraan lebih untuk mahasiswa baru, dan saat itu Jaka Nangrub dan teman – teman mahasiswa barunya yang polos hanya bisa menerima dengan lapang dada segala dera siksa yang menimbulkan tetes air mata. Diambil positifnya aja lah, "Hidup Memang Kejam" dan pengkaderan cuma simulasi dari sekelumit "Kekejaman Dunia".

Pertemuan pertama Jaka Nangrub dan teman – temannya dengan senior adalah ketika mereka mengerjakan TPA (Tes Potensi Akademik), Seniornya wajahnya baik – baik, satu dua orang terlihat cool (baca: Ja'im), sebagian bersenda gurau, dan sebagian lagi dengan serius memperkenalkan diri sekalian TePe – TePe (Baca:Menebar pesona didepan Mahasiswa). 

Para senior menyarankan untuk pembentukan pengurus angkatan yang terdiri dari KOMTING (Komandan Tingkat, kayak Ketua Kelas kalo di sekulah) dan para begundalnya seperti wakil,sekretaris,dan bendahara.

Komting adalah jabatan yang diberikan oleh teman – teman seangkatan kepada seorang mahasiswa untuk mengemban tugas membawa hidup mahasiswa satu angkatan sejurusan menuju kehidupan kampus yang baik, itu sih idealnya, tapi kondisi dilapangan menunjukkan bahwa Komting adalah manusia yang secara sadar dijadikan dan mau menjadi tumbal atau seserahan bagi teman – teman satu angkatan untuk menghadapi senior – senior yang kadang bertingkah buas beringas (makan tuh Jabatan).

Senior bertanya "Siapa yang mau Jadi Kambing eh... Komting maju kedepan!!!", Jaka Nangrub yang paham betul potensi dirinya yang luar biasa tentu saja secara gentle duduk terdiam di kursinya!, jelaslah Potensi besar yang dimiliki Jaka Nangru hanyalah berbuat hal – hal bodoh dan menimbulkan kekacauan besar dengan efek berantai. 

Untung saja Jaka Nangrub saat itu tidak maju, bayangkan jika hal itu terjadi, bayangkan jika Nangrub yang bahkan memimpin diri sendiri saja masih kacau balau diberi tanggung jawab untuk memimpin 57 orang teman satu angkatan, samalah dengan mendudukan seorang buta di kursi supir Bis untuk mengantarkan penumpang Bis selangkah lebih cepat terjun bebas ke jurang - jurang terdekat. 

Saat pemilihan ketua itu tersebutlah 3 orang manusia dengan latar belakang yang berbeda - beda,dari daerah yang berbeda – beda, mereka berkampanye layaknya seorang lurah ingin memimpin negara,tentu saja pemilihan Komting ini berjalan tidak objektif karena para mahasiwa baru saat itu baru bertemu beberapa menit saja, kampanye Cuma lima menit, yang jadi acuan pemilihan paling ya wajah dan omongan yang meyakinkan, itu saja.

Setelah diadakan PEMILKOM (Pemilihan Komting) yang untungnya tidak disertai dengan kerusuhan dan anarkisme, emang Pemilihan Kepala Daerah?, terpilihlah satu anak mahasiswa yang tinggal dipesisir yang bernama "Anggaditya" namun karena jabatan yang melekat padanya maka ia lebih sering dipanggil dengan sebutan "Komting nakal suka mencuri ketimun"(emang kancil?)

si Komting terpilih melakukan pidato kemenangan, dan yang kalah duduk kembali dikursinya semula. Setelah Komting terpilih, berikutnya adalah pemilihan "basecamp"(baca:beskem), basecamp mutlak dibutuhkan setiap angkatan karena akan digunakan sebagai tempat untuk berkoordinasi dengan teman – teman satu angkatan selama Orientasi Mahasiswa Baru guna menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan senior secara berkelompok, jangan harap bisa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan secara Individual, gak mungkin, percayalah. 

Tahu bahwa menjadikan rumah sendiri sebagai basecamp adalah tindakan bunuh diri yang jika dianalogikan sama dengan memasukkan Hyena Afrika kelaparan kedalam rumah, maka Jaka Nangrub yang rumahnya sebenarnya cukup memenuhi syarat sebagai basecamp secara sadar tidak memasukkan rumahnya dalam nominasi "Di manakah Basecamp anak PWK 2007"

Namun seiring dengan berjalannya pembicaraan,dan ternyata rumah yang digadang – gadang bakal jadi basecamp adalah rumah dari Komting sendiri, padahal rumah KOMTING letaknya cukup jauh 

Jaka Nangrub mulai berpikir setelah lama otaknya gak diajak berpikir terdengar suara mesin bajaj menyalak tanda otak Jaka Nangrub sedang dipaksa berpikir (ati - ati hang ya!)

Bulat sudah keputusannya, buah pikiran Jaka Nangrub menghasilkan keputusan yang mungkin bakal ia sesali seumur hidupnya "menjadikan rumah sebagai basecamp" 

Dan untuk mendukung keputusannya ini maka ia teleponlah "Sing Bahoerekso" (baca: yang punya kuasa) atas rumah, siapa lagi kalo bukan Mamanya sendiri.


Jaka Nangrub: halo ,mama boleh gak rumah di jadikan tempat ngumpul temen – temen ma

Mama : boleh, emang berapa temenmu yang mau main kerumah? 

Jaka Nangrub : ehm jangan marah ya ma, 58 anak.

Mama: hah... banyak banget (itu mau main ke rumah apa bedol desa?)

Jaka nangrub : mau gimana lagi ma, soalnya rumah kita memenuhi syarat untuk dijadikan tempat berkumpul ma, boleh nggak ?

Mama: ..... (shock berat).

Jaka Nangrub: Halo, mama gimana ma?, kalo gak boleh aku omongin ke teman – teman nih.

Mama: yaudah, mama harus nyediakan apa nih?

Jaka Nangrub: gak usah nyediain apa – apa ma, ruang dan udara aja cukup kok. 

Mama: bener lo ya.

Jaka Nangrub : iya ma, Cuma 4 hari aja kok

Mama: hah... (tambah shock) 



Setelah diajukan lobi – lobi sampai Si Mama setuju, dan Akhirnya resmi sudah rumah Jaka Nangrub jadi Basecamp PWK ITS 2007.

Malam pertama teman – teman PWK 2007 ngerjain tugas di rumah Jaka Nangrub, 1 asbak Kristal si Mama pecah. Si Mama hanya bisa mengelus dada. "Baru satu malam saja sudah pecah satu kristal, gimana kalo 4 malam, kulkas, TV, perabotan, Suamiku" mungkin itu adalah pikiran yang ada dalam benak si Mama saat itu. 

Menjadikan rumah sebagai basecamp ada dampak positif dan negatifnya 

Dampak positifnya antara lain :
  1. Yang punya rumah pasti dikenal, ya iyalah masak udah numpang dirumah orang tapi gak tahu orangnya yang punya rumah mana? (terus apa untungnya dikenal nang?),
  2. Kalau rumah dijadikan basecamp artinya kita gak takut disuruh – suruh keluar rumah untuk beli – beli barang, masak yang punya rumah ninggalin rumah?, sungkan tamunya!
  3. Mau makan mau minum bisa gratis gak sungkan, rumah sendiri ini suka – suka aja.
Selain punya dampak positif tentu saja ada Dampak Negatif yang menyertai keputusan ini antara lain
  1. Rumah berantakan gak karuan, pasti!, bayangkan saja memasukkan 58 manusia yang baru beranjak dewasa dalam 1 rumah yang besarnya gak seberapa. 
  2. Keributan dan keramaian, 1 suara bisik – bisik tidak terdengar, bayangkan 58 orang berbisik secara bersamaan, kayak suara lebah minta kawin. 
  3. Keleluasaan gerak anggota keluarga lain terganggu, 5 orang manusia dalam satu rumah terasa lenggang dan lega,kentut sembarangan asal gak langsung dimuka orang lain aja gak bakal protes, sekarang 58 orang nyaris 12 kali dari jumlah normal, tiap sudut ruangan sudah ada penghuninya yang ngerjain tugas, ada yang ngobrol – ngobrol, ada yang nyantet senior (wow!!!), mau kentut sembarangan!, ya sungkan lah!, akhirnya masuk lagi jadi sendawa, yek.... 
  4. Banyak barang – barang haram tertingal dirumah.


Faktanya menunjukkan bahwa rumah benar – benar kacau balau setelah di tinggali untuk mengerjakan tugas dalam satu malam, kalau gak percaya tanya aja ama pembantu rumah tangga si Jaka Nangrub yang teriak – teriak histeris dalam hati ketika di suruh si Mama membersihkan rumah.

Setelah 4 hari OMB ternyata banyak barang – barang yang tertinggal di rumah Jaka Nangrub, ada yang ninggalin Shampo MeTal (Merawat Total) di kamar mandi, pensil, bulpen, kertas kececeran (baca: tergeletak tanpa pemilik) dilantai, malah tambah banyak barang si Nangrub, ada juga puntung rokok yang ngambang di kloset rumah pagi hari waktu OMB hari pertama (sampai sekarang gak tahu siapa yang melakukan perbuatan laknat tersebut).untung aja gak sampai ada bangkai salah satu teman korban OSPEK yang tergeletak di rumah (ekstrim cak!)

Barang tertinggal yang paling parah itu mungkin "Rok pendek warna hitam" yang ketinggalan di rumah si Jaka Nangrub, logisnya kalau ada Rok yang tertinggal berarti ada satu perempuan teman Jaka Nangrub yang pulang tanpa menggunakan rok! Hih..... serem..... (ojok ngeres otakmu! gak nggawe rok, tapi nggawe celana lak iso cak! = jangan ngeres otakmu!, gak pake rok tapi pakai celana kan bisa). untung gak Celana Dalem yang ketinggalan.

Si Mama yang tahu keberadaan Rok itu waktu bersih – bersih segera memberikan barang bukti ke pada Jaka Nangrub untuk diserahkan pada pemiliknya, 

Si Mama : Rob, ini roknya siapa to?

Jaka Nangrub : bukan punyanya adek ta ma?

Si Mama : Bukan rob, ini pati punya temenmu

Jaka Nangrub : ya ntar aku kasih tahu temenku

Si Mama : sana bawa ke Kampus aja daripada menyebabkan fitnah

Emang apa yang bisa dilakukan sepotong rok? 

Di bawa ke kampuslah "Rok Pendek Hitam Tak Bertuan" oleh Jaka Nangrub dan selesai kuliah si Jaka Nangrub maju kedepan kelas sambil mengkibarkan "Rok Pendek Warna Hitam Milik Orang Yang Tidak Dikenal" di depan kelas persis kayak kapten Tsubasa waktu jadi juara sepak bola, dan hasilnya tidak ada satupun pria yang mengaku!!!, ya iyalah kalo ngaku berarti ada yang hombreng dong!, akhirnya barang bukti dibawa salah seorang teman Nangrub dari golongan hawa untuk diamankan, mungkin yang punya malu – malu untuk mengaku di hadapan kaum adam. Iyalah masak ninggalken rok dirumah laki – laki wanita macam apa itu?

Basecamp juga bisa mempengaruhi pikiran para tetangga, bagaimana bisa?, ternyata banyaknya Mahasiswa yang nyamperin rumah menyebabkan para tetangga berpikiran kalau si Mama adalah dosen

Nyonya Tetangga : Bu, Ibu itu dosen ya? 

Si Mama : ah enggak kok.

Nyonya Tetangga : la kok rumah ibu sering didatengi mahasiswa?

Si Mama : Itu teman anak saya bu!


Alhamdulillah masih dikira Dosen, untung gak dikira buka praktek PITRAT (Pijat Aurat), karena ngeliat banyak pria yang telanjang dada di depan rumah, padahal telanjang karena kepanasan dan gerah di dalam rumah. 

Demikianlah cerita dari Jaka Nangrub semoga pembaca bisa memetik pelajaran dari kisah ini.


Kisah ini adalah remake dari kisah sebelumnya "Rumahmu adalah Sarang Kami Semua"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

di isi ya! jangan nyontek, selesai gak selesai harus di kumpulkan!